Samecell adalah Location-Based Social Networking yang menghubungkan orang per orang berdasarkan lokasi. Aplikasinya memberikan kita kontrol untuk membentuk jaringan pertemanan. Info antar teman yang bisa diperbagikan mencakup lokasi dimana kita berada, dan kawan kita, lengkap dengan jarak dan peta-nya. Terdengar tidak mungkin. Tapi ini mudah untuk satu jaringan GPS, GSM, maupun CDMA.
Berikut yang dapat dilakukan Samecell, aku kutip dari user guide-nya:
1. Share proximity with friends via email alerts and the “who’s nearby” feature.
2. Share and view actual mapped location with friends.
3. Tag and share places with friends and/or all SameCell Users.
4. Subscribe to Place Categories and receive alerts when near a tagged place.
5. Create same-time same-place event alerts to share with other users.
6. Subscribe to Event categories and receive email alerts of nearby events in real-time.
7. Find your lost or stolen BlackBerry using the “Locate” feature on the SameCell.com website.
8. Share your location with a non-SameCell user via the “LocateMe” feature on the SameCell.com website.
9. Use the “Locate” feature as a safety function to monitor the location of your children or elderly family members.
Berbagi Proximity.
Di layarku sudah terdaftar 4 nama kawan (sengaja aku seleksi karena dampaknya masih harus diwaspadai). Kalau satu atau beberapa dari mereka berada kurang dari 5 Km dari tempatku berada, maka server Samecell akan memberi kami pengingat kalau kami berdekatan. Ini memungkinkan kami mengambil keputusan untuk sekedar bertukar salam atau bahkan bertemu singkat (toh jaraknya tidak sampai 5 Km). Pengingat jarak ini bisa diatur hingga kurang dari 50 Km.
Berbagi Lokasi.
Ini yang paling menarik. Ke empat kawanku tadi bisa tau dengan pasti aku berada dimana lewat sebuah peta. Sebaliknya, aku bisa mengakses lokasi mereka juga. Sepertinya sudah jelas. Aku tidak perlu melebih-lebhkan fungsi ini.
Berbagi Info.
Sesama pengguna Samecell bisa berbagi info tempat-tempat menarik yang sudah dikunjungi dan diberi tag sebelumnya oleh satu atau lebih pengguna. Dari sini, dalam jejaring perkawanan Samecell diharapkan terbentuk database yang komprehensif mengenai potensi-potensi lokal yang terbuka untuk diperbagikan. Info-info tadi hadir dengan penjelasan singkat lengkap dengan peta nya. Kalau kita menghendaki server Samecell mengirimkan pengingat email berkenaan tempat-tempat menarik itu, tinggal nyalakan fungsinya. Terdengar sangat membantu bukan?
Aku ada di persimpangan fatmawati yang macet. Jalan di sisi kiri terbuka lebar, maka aku ketikkan di layar info: “kalau ke perempatan fatmawati mending ambil paling kiri lebih kosong.” Sekitar 15 menit kemudian, kawanku (diantara 4 yang tadi) berjalan menghampiri perempatan Fatmawati, dikirimkan email pengingat. Ia ikuti saranku, dan terbukti, lancar. Bayangkan kalau ini berlaku untuk jejaring yang sudah mencapai ribuan pertemanan. Atau info yang kita bagi adalah soal bom dan pungutan liar. Kita adalah Polisi untuk kita sendiri. Semacam pengamanan swakarsa bukan?
Menemukan BlackBerry Hilang.
BlackBerry dengan aplikasi Samecell bisa diakses keberadaannya oleh setidaknya 5 orang, dalam kasus ku. Kalau dia hilang (amit-amit), aku tinggal mengunjungi situs Samecell dan login. Aku bisa melihat kemana si BlackBerry pergi. Semua kawan yang ada dalam jejaring pertemanan juga bisa ikut mengawasi. Kami akan berbagi tugas mengejar si pencuri, atau ternyata aku teledor meninggalkannya di Citos waktu makan siang. Prakteknya mungkin tidak seindah yang dijanjikan, tapi boleh lah untuk sebuah terobosan.
LocateMe.
Non pengguna Samecell juga bisa mengakses keberadaanku lewat situs samecell, asal yang bersangkutan punya pin-ku. Aku belum tau apa manfaat besarnya untuk orang lain.
Memonitor Keberadaan Seseorang.
Hey! Ini bukan hanya untuk anak-anak dan orang tua kita, tapi karyawan, anak buah, dan—tarik napas—pacar! Mungkin pemakainnya harus disetujui kedua belah pihak, tapi setelah terpasang, siapaun tidak bisa berdusta. Kecuali kalau layanan GPS/Peta yahoo eror.
Ini satu langkah lagi untuk Social Network. Kegunaannya mendekati fungsi sosial sebenarnya, Kita saling terkait. Saling mengabari. Saling memperingatkan. Dan kita diberi pilihan untuk mengambil keputusan atas apa gejala sosial itu.
Kalau cuma sekedar orang pacaran dan boss yang memergoki anak buahnya berbohong karena Samecell, tidak terlalu masalah. Itu bagian dari konsekuensi pengguna Samecell (sampai tulisan ini terbit, boss ku tidak terdaftar dalam jejaring ku). Niat untuk menjadi jujur dan disiplin adalah jawaban yang paling tepat. Terlebih, ini bukan dampak buruk untuk seseorang.
Minimal ini yang tadinya aku pikrikan, setelah dua hari menggunakan Samecell. Sampai gejala psikologis itu muncul.
Dampak Kejiwaan.
Manusia memang dibebani oleh rasa penasaran sejak kecil. Tanpa keingin tahuan, aku yakin peradaban kita tidak akan semaju ini. Kenapa kita membentuk jejaring sosial? karena kita penasaran. Kita ingin tahu apa yang terjadi di sekitar kita (catatan: ini alasannya kenapa berita lokal mengenai jalan Sudirman, lebih menarik bagi orang
Dalam kasus Samecell, begini ilustrasinya:
Hari Minggu yang mendung dan dingin (
10.35 Kawanku Diana, melihat peta dimana aku berada.
Diana (Yahoo Messenger): “Lagi di rumah?”
Aku: “Iya.”
Diana: “Aku baru bangun.”
11.20 Aku melihat lokasi kawanku Safira.
Aku (Yahoo Messenger): “Hah kamu dari
Safira: “Enggak. Lagi makan aja di Karawang.”
Aku: “Jauh banget!”
11.45 Safira melihat lokasiku.
Safira: “Di rumah Ko?”
Aku: “Iyah.”
12.18 Vina melihat lokasiku.
Vina: “Di cibubur yaa?”
Aku: “iyaa.”
12.20 Aku melihat lokasi Vina. Gagal.
Aku: “Vin aku kok ndak bisa liat kamu siih?”
Vina: “Ha, knapa?”
Aku: “gat au. Kamu bisa liat aku?”
Vina: “Bisa”
Aku: “Ih ndak ADIL!! You can reach me I can’t reach you.”
13.35
Rika: “Kamu di rumah?”
Aku: “Iya.”
13.40
Aku: “Kamu ngapain di Pangpol?”
Rika: “…”
14.50
Diana: “Di mana tuh Kelapa Dua?”
Aku: “Belakang rumah.”
Diana: “ooo.”
15.45
Safira: “Kok masih dirumah aja Ko?”
Aku: “Habis sakit, jadi tahanan rumah.”
16.00
Rika: “Di rumah terus?”
Aku: “Males keluar, mendung dingin.”
18.20
Aku: “akhirnya pulang juga.”
Safira: “Iya.”
19.00
Vina: “Seharian ga kemana-mana?”
Aku: “Ndaaaakkkk.”
20.00 Aku melihat lokasi Diana.
Aku: “Kamu ngapain di Karet?”
Diana: “Ini apartemen Rasuna.”
Aku: “ooo.”
23.00 Aku melihat lokasi Rika, di daerah Radio Dalam. Diam…
23.20 Aku melihat lokasi Safira di rumahnya. Diam…
23.33 Aku melihat lokasi Vina. Gagal. Diam…
23.40 Aku melihat lokasi Diana, di daerah
00.10
Aku: “Kamu ngapain sih di
Aku: “*Ok Di. Daritadi aku udah nahan supaya ga nanya, tapi ternyata rontok juga.”
Aku: “Jadi, terserah mau dijawab apa enggak.”
Aku: “Kok diem aja?!”
Diana: “Lagi makan.
Aku: “Oh iya!”
01.12
Rika: “Berarti besok kamu berangkat dari Cibubur ya?”
Aku: “…. Krik.”
Intinya dalam sehari keempat kawanku mendapat info: aku di rumah seharian, rumahku di Cibubur, Kelapa Dua itu bagian dari kecamatan di lingkunganku, dan aku berangkat ke kantor dari Cibubur. Anything? Nope! Nothing wrong, except those unproductive chit chats.
Jadi, kebiasaan orang kalau sudah menggunakan fitur Samecell akan segera bertanya pada yang bersangkutan mengenai kegiatannya. Ini manusiawi. Sebaliknya, orang yang ditanya akan segera membuka Samecell dan melihat lawan bicaranya berada. Dan bertanya dengan pertanyaan yang sama. Kita sama-sama ingin tahu. Kita sama-sama penasaran. “Kenapa aku di rumah seharian” saja jadi info penting untuk kawan-kawan ku tadi. Mereka ingin tahu, dan aku terganggu. Solusi untuk menjadi jujur dan disiplin tidak menjawab apa-apa di sini. Gangguan akan datang bertubi-tubi. Kalau tidak, justru kita yang akan menganggu mereka.
Sekarang. Apakah aku harus menutup atau tetap menggunakan Samecell?
Kunjungi: www.samecell.com
Untuk pemilik BlackBerry, install langsung: http://www.samecell.com/setup
(Sumber : http://mdgandrastab.multiply.com/)
0 komentar:
Posting Komentar